Rabu, 20 Oktober 2010

Makin Suka

Makin Suka

“Apa sih yang anak cowok obrolin kalau lagi ngumpul?” Mona iseng bertanya kepada segerombolan anak cowok di hadapannya.
“Ngomongin kamu” jawab salah seorang. Sontak suasana disekitar menjadi sunyi. Ternyata yang menjawabnya adalah Geo. Gebetan Mona!
“Jieilehhhh… romantis beeddd” sorak cowok-cowok itu memberondong Mona dan Geo.
Ya, sejak saat itulah hati Mona deg-degan, senang, takut kehilangan, dan aneka rasa lainnya ketika berpapasan dengan Geo. Cowok manis itu memang bukan dambaan seluruh siswi satu sekolah. Namun cowok yang mirip aktor shia laBeouf itu sudah sejak lama hinggap dihati mona.
Karena itulah belakangan hari ini Mona bersolek dan berbakaian lebih rapi. Khususnya ketika berpapasan langsung dengan Geo. Apalagi mereka sekelas dan pastinya menambah ke-grogi-an cewek berkulit kuning langsat ini.
Ketika ada pembagian kelompok Fisika mereka berdua satu kelompok dengan dua orang lainnya. Dan hanya Mona cewek satu-satunya di kelompok itu. Betapa kesal dan senangnya Mona. Pasalnya ia tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya saat ia ditakdirkan satu kelompok dengan Geo yang ia impikan selama ini. Tapi ia juga kesal karena dua cowok selain Geo justru terkenal pemalas dan di’ramalkan’ tidak dapat membantu tugas fisika itu karena faktor malas.
Benar saja. dua hari kemudian tugas itu diputuskan untuk dikerjakan di rumah Mona. Namun hingga dua jam telah berlalu, hanya Geo yang datang. Tak bisa dibayangkan betapa saltingnya gadis yang memakai kawat gigi itu dihadapannya.
“Kayaknya Toti sama Randa nggak bakal dateng.” tutur Geo mencairkan suasana. “Daripada buang-buang waktu, mending kita mulai duluan aja!” ajak cowok yang memakai celana jins dan kaos putih itu sambil membuka bukunya.
Mona langsung tergesa-gesa membuka bukunya. Ia makin salting. “Aduh, dua anak itu pada kemana sih??? Gue kan jadi mati kutu gini” batin Mona. “Ya Tuhan, beri aku kekuatan untuk melewati hari ini dengannya” harap Mona sambil terus membolak-balik asal bukunya.
Satu jam kemudian tugas fisika mengenai listrik itu telah selesai. Kemudian Mona beranjak ke dapur dan kembali ke hadapan Geo dengan membawa kue brownis dan dua gelas sirup. Tiba-tiba tanpa disengaja kaki Mona tersantuk ujung kaki meja dan sirup yang sedang ia bawa tumpah tepat diatas kertas tugas yang baru saja mereka selesaikan.
“YA AMPUUUUNNNNN!!!” teriak mereka berbarengan.
“Ya ampun” Mona langsung menyambar kertas itu dan mengibaskannya diatas angin. “Dodol banget sih gue. Aduh gemana dong” hardik Mona pada dirinya sendiri.
“Hhhhhaaaaaa. Akhirnya bersuara juga.” tutur Geo dengan tawanya yang geli.
Mona terbengong. “Maksudnya?“ ia masih tak mengerti apa yang baru Geo katakan. “Tugas kacau kok malah ketawa“ Mona kembali sibuk mengibaskan kertas itu agar kering ditiup angin. Padahal semua orang juga tahu kalau kertas yang sudah ketumpahan sirup pasti tidak akan bisa kembali seperti sedia kala.
Kemudian mereka berdua sibuk membersihkan noda di kertas itu. Setengah jam telah berlalu. Dua orang itu masih saja terpaku melihat secarik kertas yang tak berdaya itu. Suasana hening.
“Maaf ya Geo. Gue janji bakal ngurus ini. Dan tetap ngumpulin tugas ini besok.” janji Mona pada lelaki yang masih terdiam di sebelahnya.
“Santai aja kali. Gue juga masih inget apa aja yang tertulis di sana” dagu Geo mengarah ke kertas yang sudah berubah warna menjadi merah muda itu.
Mona tertunduk lesu. “Ini kebodohan gue. Jadi gue harus bertanggung jawab”
“Oke. Kalau itu yang lo mau.” ujar lelaki yang suka warna coklat itu sambil merubah posisi duduknya. “Tapi kalau ada kesulitan, lo hubungi gue aja ya. Nih nomor hape gue.” lanjutnya dengan menuliskan beberapa nomor diatas buku Mona yang terbuka.
Mona terbengong. Ia tak percaya dengan apa yang baru saja lelaki pujaannya itu lakukan. Beberapa detik kemudian ia tersadar ketika Geo pamit pulang.
“Oke. Hati-hati ya Geo. Makasih udah mau datang dan...“
“Lha itu kan udah kewajiban kita sebagai kelompok. Dua orang itu aja yang nggak bertanggung jawab“ potong Geo sambil mengambil tasnya.
“Dan tentang kertas itu...“
“Iye...iye... santai aja kali.” Seru Geo dengan senyuman manisnya.
Hingga sampai di pintu pagar
“Makasih juga ya...” kata Geo pelan
“Makasih? Apa?
“Karena udah mau bicara sama gue. Gue kira selama ini lo marah sama gue karena kata-kata gue yang waktu lagi bareng anak-anak itu. Gue tau itu nggak pantes gue ucapkan. Pasti lo malu banget. ” jelas Geo dengan kepala tertunduk
“Yang... Ohh...” Mona sudah mengerti arah pembicaraan Geo.
“Oke. Bye” Geo menutup hari itu dengan senyum manis dihadapan Mona.
Mona speachless. Seperti tersengat listrik 200 volt ia terpaku melihat bayangan Geo yang semakin detik semakin menghilang. Ia masih tak percaya hari ini. Apa yang dilakukannya sepanjang hari ini. Apa yang baru saja dikatakan Geo hari ini.
“Dia kira aku marah sama dia???” tanya Mona pada hatinya sendiri. Sambil senyum-senyum centil, perlahan perempuan penyuka hamster ini masuk ke rumahnya. Dari dalam rumah besar itu tiba-tiba terdengar teriakan “Aku semakin suka sama kamu Geo!!!!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar